KOTA BANDUNG — Badan Pusat Statistik (BPS) dan sejumlah survei lembaga keuangan mencatat bahwa biaya pendidikan di Indonesia meningkat antara 10% hingga 15% per tahun. Artinya, jika saat ini biaya masuk universitas ternama mencapai Rp100 juta, dalam sepuluh tahun ke depan jumlahnya bisa melonjak lebih dari dua kali lipat.
Fakta ini menegaskan pentingnya perencanaan keuangan yang matang, khususnya dalam bentuk investasi untuk dana pendidikan anak. Tiga instrumen investasi populer di pasar modal adalah saham, obligasi, dan reksa dana.
Perencanaan dana pendidikan tidak cukup hanya dengan menabung. Yang lebih penting adalah bagaimana dana tersebut dikelola dan dikembangkan agar mampu mengimbangi inflasi biaya pendidikan. Mengandalkan tabungan konvensional saja berisiko tidak mampu mengejar laju kenaikan tersebut. Karena itu, orang tua perlu memiliki literasi dan kesadaran investasi sejak dini.
Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jawa Barat, Achmad Dirgantara, menekankan bahwa manfaat perencanaan dana pendidikan sejak dini adalah memberikan ketenangan dalam menyusun strategi keuangan jangka panjang.
“Ini akan menghindarkan dari beban utang besar saat anak memasuki jenjang pendidikan tinggi. Perencanaan dana pendidikan memberikan kebebasan bagi anak untuk memilih masa depan pendidikannya,” ujar Achmad.
Ia menjelaskan bahwa sebelum menentukan instrumen yang tepat, penting untuk memahami karakteristik masing-masing jenis investasi:
-
Saham adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Membeli saham berarti menjadi bagian dari kepemilikan perusahaan tersebut. Potensi keuntungannya tinggi dalam jangka panjang, tetapi risikonya juga besar.
“Keunggulannya terletak pada potensi imbal hasil (return) yang tinggi dan cocok untuk investasi jangka panjang (lebih dari lima tahun). Namun, saham memiliki volatilitas tinggi dan memerlukan pengetahuan serta waktu untuk melakukan analisa,” jelas Achmad.
-
Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan. Investor menerima bunga (kupon) secara berkala dan pengembalian pokok di akhir masa jatuh tempo.
“Obligasi, terutama yang diterbitkan pemerintah, relatif aman dan memberikan penghasilan tetap dari kupon. Namun, potensi keuntungannya lebih rendah dibanding saham, dan nilainya bisa terpengaruh oleh kenaikan suku bunga,” tambahnya.
-
Reksa dana merupakan wadah penghimpun dana masyarakat yang dikelola oleh manajer investasi ke dalam berbagai instrumen, seperti saham, obligasi, atau pasar uang.
“Reksa dana cocok untuk pemula karena dikelola oleh profesional dan bisa dimulai dengan nominal kecil. Tersedia berbagai jenis seperti reksa dana saham, campuran, pendapatan tetap, hingga pasar uang. Namun, ada biaya pengelolaan dan nilai unit investasi bisa berfluktuasi,” kata Achmad.
Lebih lanjut, Achmad menyampaikan bahwa pemilihan instrumen investasi sebaiknya mempertimbangkan tiga hal utama: usia anak dan jangka waktu hingga masuk sekolah atau kuliah, profil risiko orang tua, serta target dana pendidikan yang ingin dicapai.
Ia juga menyoroti sejumlah kesalahan umum dalam merencanakan dana pendidikan, seperti menunda investasi hingga anak masuk SD, hanya mengandalkan tabungan bank, tidak melakukan evaluasi portofolio secara berkala, serta keliru menganggap asuransi pendidikan sebagai solusi investasi (padahal asuransi hanya memberikan proteksi, bukan pertumbuhan nilai dana).
Setiap keluarga, lanjut Achmad, perlu meningkatkan literasi keuangan, terutama terkait investasi dan manajemen risiko. Orang tua dapat belajar melalui buku, seminar, maupun platform digital. Mengajak anak berdiskusi soal keuangan juga penting agar mereka memahami nilai uang, cara menabung, dan pentingnya investasi sejak dini.
“Perencanaan dana pendidikan anak bukan sekadar wacana, tapi aksi nyata yang bisa dimulai hari ini. Saham, obligasi, dan reksa dana bukan sekadar istilah, tapi alat untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik bagi anak. Mulailah dengan menentukan target dana, menghitung kebutuhan dan jangka waktunya, serta memilih kombinasi investasi yang sesuai,” pungkasnya.












Leave a Reply